Monday, October 31, 2011
..dari Kuala Lumpur ke Jakarta..
Masih ku ingat tanggal Rabi’ulawwal 2 tahun lalu. Mula perjalanan ke Jakarta ku tempuh dengan hati penuh luka. Serasa sakit yang aku rasakan tak bakalan sembuh sampai kapan pun. Sebak di hati ku pendam. Ku pujuk mataku, “tahanlah airmatamu, bukankah engkau telah mewakafkan ia untuk hanya menangisi Habibmu..?”
Suhbah itu
Ketika kami sampai di bandara (lapangan terbang) Jakarta, kami sedia ditunggu sama muridnya Habibna Munzir alMusawa. Perjalanan kami ke baytnya Habib menyaksikan jalan raya penuh sesak dengan kenderaan bermotor. Mata kami liar memerhatikan papan-papan iklan besar, promo majlis Mawlid Akbar bersama alHabib Munzir alMusawa tanggal 12 Rabi’ulawwal 1430H! Kami sampai di Cidodol dengan melihat jamaah yang ramai. Lalu kami dibawa berjalan di sebalik kain putih yang direntangkan di sepanjang jalan kecil menuju ke rumah alHabib Munzir agar kami seupaya mungkin akan terlindungkan daripada pandangan rejal, Allahu Allah.. Satu perasaan yang luar biasa hamba rasakan. Belum pernah hamba hadiri himpunan ramai dengan susunan dan penjagaan yang demikian. Dengan senyuman haru, hati berkata, “Mungkin ini berkah didikan Tarem kali ya..?”. Masuk ke baytnya Habib, kami disambut dengan ramah, langsung kami dihidangankan dengan kalam alHabib Munzir yang selama ini banyak kami dengar lewat internet. Sekarang ternyata, Allah bagikan kami rezeki untuk duduk dengan ruh dan jasad di dalam majlisnya beliau, lebih lagi di dalam rumah beliau sendiri, Alhamdulillah. Airmata bercucuran lagi. Seiring mata pena laju mencatatkan kalam Habib yang penuh cinta.
Selesai makan malam di rumah Habib, kami dibawa untuk bermalam di rumah Habib Muhsin alHamid. Tidak pernah kami bayangkan kami akan dimuliakan sedemikian rupa dengan dibagi menginap di bilik yang menjadi penginapan Guru Mulia alHabib Umar bin Hafidh kalau beliau berada di Jakarta, Allahu Allah! Ada beberapa ketika hamba diburu rasa bimbang, kalau-kalau melanggar adab dengan mereka-mereka yang pernah menjadi tamunya rumah tersebut. Perhatikanlah, sebuah tempat pembaringan saja boleh menjadi demikian mulia apabila ianya pernah disentuh orang-orang yang mulia. Malam pertama hamba di sana, sempat hadir bayangan Mawlid Akbar yang akan kami hadiri keesokan harinya bersama ratusan ribu ummat demi meraikan hari kelahiran Nabi Agung, Kekasih Allah yang bernama Muhammad shollallahu ‘alayhi wa aalih wa shohbih wa sallam. Mudah-mudahan Baginda akan ikut hadir..
MONAS
Paginya, dengan masih keliru perbezaan waktu antara Malaysia dan Jakarta, usai solat subuh dan menikmati berpagi-pagi di sana, kami bersiap-siap. Naik satu kereta dengan zaujah dan umminya alHabib Munzir ke Monumen Nasional - Monas. Menurut kalian, apa yang hamba perhatikan..? Itulah permandangan yang sungguh membahagiakan! Melihat orang ramai memenuhi segenap penjuru jalan menuju ke majlis Mawlid Akbar! Di antara mereka ada yang menaiki bas, mobil, menggunakan speda motor hatta berjalan kaki. Yang walaupun hamba seorang Malisiy, hamba ikut bangga melihat pemuda-pemuda Indonesia dengan jaket Majelis Rasulullah beramai-ramai naik motor, membawa panji Majelis Rasulullah. Pastinya Rasulullah membanggakan kalian dihadapan para malaikat Allah terutama teman Baginda, Sayyiduna Jibril a.s, “Persaksikanlah wahai Jibril, ummatku mendatangi majlisKu, mereka memenuhi jemputanKu, mereka hadir demi meraikan kelahiranKu dan Aku lah nanti yang akan memenuhi hajat-hajat mereka di dunia dan di akhirat”.
Hamba melihat dengan haru, bagaimana para pemudi Indonesia menta’dzimkan zuriyyatnya Rasulullah shollallahu ‘alayhi wa aalih wa shohbih wa sallam hingga kami yang hanya menjadi tamunya Hubabah alJunaid turut disambut hangat. Sepatu kami diangkat dan dijaga sepertinya kami ini tamu mulia, Allah.. Dengan terik matahari di kepala, perih dan keringat bercampur dengan airmata, mawlid berlangsung dengan penuh mahabbah. Sejenak hamba berpaling sekeliling, memandang wajah para sayyidat dan muhibbat Rasul yang turut hadir. Ta’dzim hamba dari hati yang paling dalam buat kalian. Maafkan hamba atas khilaf adabnya, duduk dihadapan kalian. Seharusnya hamba yang menjadi penjaga sandal kalian. “Hadirlah wahai Nabi yang kepadaMu kembali segala kebaikan.. Pandanglah kepada kami dengan berkah mereka..”.
Dalam jumlah lebih 1 juta rakyat Indonesia yang hadir, hamba melihat permandangan yang sulit untuk hamba temukan di Malaysia. Ada orang-orang tua yang membawa anak mereka yang rejal mendatangi putera-putera Habibna Munzir, sidi Muhammad dan sidi Hasan alMusawa yang masih kecil untuk dicium tangan-tangan mungil mereka demi mendapatkan berkah mencium tangan cucu Rasulullah shollallahu ‘alayhi wa aalih wa shohbih wa sallam. Terus bagaimana hati hamba tidak menangis? Ternyata di Indonesia masih ramai yang mengenal kedudukan keluarga Rasulullah shollallahu ‘alayhi wa aalih wa shohbih wa sallam dan hamba ingin terus belajar daripada adab dan akhlaqnya mereka. Sungguh kalian istimewa dan kami orang Malaysia mencemburui kalian!
Zuhur kami sudah berada di rumah Habib Munzir dan kemudiannya kami kembali ke baytnya Habib Muhsin. Sebelumnya kami sudah dibagi khabar yang petang nanti kami dijemput hadir ke majlis mawlid lagi, tapi kali ini khusus akhawat dan Hubabah alJunaid yang akan mengisi InsyaAllah! Bahagianya melalui hari-hari di Jakarta dengan mawlidan terus Alhamdulillah! Jakarta ternyata hidup dengan majlis mawlid terutama sepanjang sebulan Rabi’ulawwal! Mungkin kerna itu para habaib selalu senang mendatangi Indonesia. Cuma kali ini kecemburuan hamba berbeza! Justeru dengan berkah kalian kami ikut merasakan tempias berkahnya Alhamdulillah..
Majlis As-Shofa fi bayt Hubabah asSeggaf
Sejak hamba di Malaysia, hamba pernah mendengar nama-nama Sayyidat Indonesia yang pernah belajar di Tarem seperti Hubabah Amiroh Jindan dan yang lainnya. Di luar rencana kami, Allah yang Maha Baik lagi Sebaik-baik Perencana telah mengumpulkan kami di dalam majlisnya mereka bersama ribuan akhawat Alhamdulillah! Ternyata majlis mawlid di rumah Hubabah Fathimah asSeggaf mengumpulkan sekian banyak Sayyidat min Dar Zahra’! Masih hamba ingat wajah kaget (terkejut) Hubabah Nur Alina alMunawwar saat terlihatkan kami hadir. Demikian juga Hubabah Halimah alAydrus, dan Kak Nadia teman kami dari Singapura. Indonesia sekali lagi menjadi bumi bertuah dengan keberadaan figur-figur Sayyidat yang MasyaAllah! Kesyukuran yang tiada habis atas perkumpulan barokah ini ya Allah!! Sekali lagi dengan berkah Shohibul Mawlid, Baginda Nabi shollallahu ‘alayhi wa aalih wa shohbih wa sallam.
di Kamar itu
Di kamar itu hamba pernah duduk bersendiri bersama Hubabah khusus menadah Aqidatul ‘Awam. Yang walaupun Aqidatul ‘Awam hanya menyebutkan pokok perihal agama, huraian Hubabah banyak yang asing daripada pengetahuan alfagerah. Ternyata ahl tarem sangat ‘arif seerah dan Hubabah tidak terkecuali! Tidak terasa masa berlangsung hingga huraian Aqidatul ‘Awam yang beberapa helaian itu selesai seluruhnya. Hubabah kemudiannya memanggil putera puteri beliau untuk memperdengarkan bait-bait Aqidatul ‘Awam yang telah mereka hafal di benak mereka dalam bentuk qaseedah MasyaAllah! Begini rupanya yang guru hamba sebutkan, “Ibu-ibu di tarem itu mendendangkan kalam-kalam ilmu kepada anak-anak mereka sejak kecil, bukan kisah-kisah dongengan yang orang banyak praktikkan”. Apa yang engkau rasakan wahai diri? Itulah halnya dirimu yang tak punya nilai apa pun. Cuma hamba mengharapkan salah satu daripada kunci keselamatan buat diri iaitu dengan menyintai mereka! Mudah-mudahan engkau nanti akan dikumpulkan bersama mereka insyaAllah! Begitu pesan guru hamba. Bhebbak Hubabah!
Luka itu
Hamba kembali ke Malaysia dengan berat hati. Sungguh hamba telah merasakan suhbah yang sangat indah selama 5 hari 4 malam di sana. Tika di dalam pesawat menuju Kuala Lumpur kalian tau apa yang tidak hamba temukan…? Itulah luka di hati yang telah Allah sembuhkan tanpa hamba tau bagaimana proses pengubatannya. Tiada yang membekas walau sedikitpun! Allahu Allah.. Ternyata Allah benar-benar Berkuasa untuk menyembuhkan sakit hambanya yang zahir mahupun yang batin dengan hanya sekelipan mata! Sungguh, Robbi telah mengqobulkan doa guru hamba, “Allah akan menyembuhkanmu di sana” yang walaupun hamba hampir terlupa akan doa beliau yang satu ini kerna hamba disibukkan dengan memperhatikan dan merasakan ahwalnya Hubabah dan orang-orang di sekitar beliau.
Andai saja hamba tidak memperhatikan kebiasaan ahliLlah seperti mereka yang tidak senang kalau diri mereka yang dibicarakan, pastilah akan hamba ceritakan ahwalnya mereka kepada kalian. Tapi inilah sekadarnya, mudah-mudahan bermanfaat buat hamba dan kalian insyaAllah :’) mohon doanya..
~ALLAHumma sholli 'ala HabibaK Sayyidina Muhammadin wa aalih wa shohbih wa sallem~
Labels:
ahl bait Rasulullah,
alfaqirah,
cerita ummat,
kembara ilmu,
safar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
rindu sgt saat2 itu.. berkahnye terasa hingga kini..
ReplyDelete(",)
ReplyDeleteAssalamu'alaikum ya ukthti
ReplyDeleteAna orang Indonesia, sangat senang membaca blog ini..salam ukhuwah bagi para pencinta Rosululloh dan dzuriyyah2nya semoga kita diberikan syafaatnya di yaumil qiyamah Amiin
Betapa rasa syukurku yg tak terhingga kpd Alloh yang memberikan ni'mat2 ini yaitu kenal dan bisa duduk didalam majlis dgn para dzurriyat Rosululloh untuk mendengar kalam2 indahnya. Memandangnya saja suatu ni'mat bagiku apalagi bisa mencium tangan mereka. Semoga apa yg kita lihat dan dengar dari mereka bisa kita amalkan dlm kehidupan kita sehari hari ^_^ Amiin
Salam ukhuwah ya
Ana sangat senang berkenalan dgn anti
Afwan,ana yg punya facebook http://www.facebook.com/chinmilover yg baru add anti ^_^
Wassalam
اللهم صل على سيدنا محمدن الفاتح لما أغلق والخاتم لما سبق ناصر الحق بالحق والهادي إلى صراطك المستقيم وعلى آله حق قدره ومقداره العظيم
ReplyDeleteizin share ukhti.... :-)